Repost from my other blog, Nov 9, 2009
http://erikmarangga.blogspot.co.id/2009/11/arti-sebuah-nama_09.html#comment-form
"What's
in a name?
That
which we call a rose
By
any other name
Would
smell as sweet"
Apalah
arti sebuah nama.
Itu
ungkapan yang sangat popular tentang nama yang amat sangat benci. Perkataan
Shakespeare Sang Maestro banyak disalah tafsirkan oleh orang yang mengatakan
betapa tidak berartinya sebuah nama. Padahal Shakespeare mengungkapkan itu
dalam kontesk berbeda ketika menulisnya dalam Kisah Percintaan yang dibaca
seluruh dunia sampai sekarang yang menurut orang bagus banget tapi menurutku
pathetic. Shakespeare
menggunakan
ungkapan ini karena Romeo dan Juliet tidak bisa bersatu berhubung nama belakang
keduanya menunjukkan nama dua keluarga yang sudah bermusuhan selama
bertahun-tahun. Sebelum membaca bukunya, saya beranggapan bahwa Shakespeare
tolol sekali mengeluarkan statemen itu. Saya sempat curiga saat itu Shakespeare
sedang sangat putus asa karena namanya jelek dan diolok-olok oleh temannya dan
berapologi dengan ungkapan itu karena memang banyak banyak dipakai untuk
berapologi oleh orang-orang saat ini.
Bagi
saya, nama adalah atribut yang sangat penting bagi seorang manusia. Bayangkan,
kalau orang-orang tidak mempunyai nama atau ditandai dengan angka-angka.
Bakalan ruwet dunia. Pasti sangat membosankan menghafalkan angka-angka yang
sampai jutaan.
"hai
2. 768. 543. 211"
"hai, kamu salah.
aku bukan 2. 768. 543. 211 tapi 2. 768. 534. 211"
Nama
adalah salah satu yang membedakan seseorang dengan orang yang lainnya. Nama
adalah harapan dan do'a. Nama merupakan brand yang digaungkan melalui semesta
yang ditangkap oleh semua unsur di sekeliling kita dan menentukan apakah nama
kita marketable atau tidak. Karena nama itu sangat penting,
perusahaan-perusahaan jasa komunikasi dan advertising memasang harga tinggi
untuk menentukan sebuah nama yang marketable untuk brand sebuah produk sebelum dilempar ke
pasar. Karena nama itu sakral, Mulan Kwok berubah menjadi Mulan Jameela, Ahmad
Dani menjadi Muhammad Dani dan banyak artis dan public figur tampil dengan nama
yang megah, anggun, keren dan enak diucapkan dan di dengar. Itu semua karena
berartinya sebuah nama. Bahkan
dalam penokohan karakter dalam fiksi atau pementasan teater nama memiliki peran
yang amat penting untuk suksesnya sebuah karya fiksi dan pementasan.
Saya
pernah punya banyak pengalaman yang disebabkan oleh nama saya.
Ketika
SD sampai SMP, saya dapat beasiswa yang langsung ditransfer ke rekening saya.
Suatu hari saya ingin mengambil sebagian duit saya itu untuk membeli sesuatu.
Ketika saya berhadapan dengan teller, petugas itu memandang curiga kepada saya
dan bertanya.
"apakah
benar ini rekening kamu?
"benar
pak. Ada apa ya?
"Nama
yang tertulis koq nama perempuan?
"iya
itu nama saya Pak!" Saya mulai naik darah karena nama saya dikatakan nama
perempuan.
"tapi
ini nama perempuan, jangan-jangan kamu bukan pemilik rekening ini"
Saya
yang ketika SMP mudah sekali marah, mulai berdebat dengan petugas kantor pos
itu. Petugas itu tetap tidak percaya dan tidak mau mencairkan uang saya. Saya
hampir mau menangis karena marah sampai akhirnya datang petugas yang lain dan
menjamin kalau saya tidak mungkin menipu. Walaupun saya bisa mencairkan uang
saya, saya tetap dongkol dan sakit hati. Sepulang
dari kantor pos, saya mendesak ibu saya agar nama saya dirubah. Tapi ibu saya
tidak mau dan tetaplah nama itu melekat erat pada diri saya.
Pengalaman
kedua masih ketika masa SMP juga. Waktu itu saya mengikuti pelatihan pengurus
OSIS di sebuah hotel di kota saya. Di hari terakhir pelatihan, sertifikat
dibagikan kepada peserta. Ketika mengambil milik saya, saya kaget karena yang
terpampang di sertifikat saya adalah foto cewek lengkap dengan pita dan kucir
dua yang panjang. Ternyata panitia mengira pemilik sertifikat adalah perempuan
karena meilhat namanya.
Kembali
saya merengek-rengek kepada orang tua saya agar nama saya diganti atau paling
tidak ditambah sepotong nama yang "laki" banget. Tapi orang tua saya
tetap bersikukuh bahwa tidak ada yang salah dengan nama yang saya miliki. Akhirnya saya pun
mulai menerima nama saya dengan segala tragedi yang masih tetap sering
menyertainya. Pun ketika kuliah, ketika dosen memanggil nama saya dan melihat
kea rah kelompok kursi mahasiswi, saya dengan lantang menjawab sambil
melambai-lambaikan tangan.
"I am here Sir!!!
Apalah
arti sebuah nama?
Jawabannya
adalah nama adalah segalanya. Seseorang bisa saja gagal karena sebuah nama.
Nama yang 'kurang bagus' akan membuat sesorang tidak pede tampil di muka umum
karena tidak mau nama buruknya disebut-sebut di depan umum. Seorang anak yang
namanya diolok-olok oleh temannya akan memberikan dampak psikologis yang buruk
kepada si anak; rendah diri, pemalu, pendendam dan tidak ingin tampil menonjol.
Itu bukan dari teori psikologi, tapi hasil pengamatan saya bergaul selama hampir
dua puluhan tahun bersama anusia-manusia lainnya sejak saya kecil dulu. Kalau ada ungkapan "batas bahasaku, batasa duniaku", maka
aku melihat nama bisa membatasi dunia seseorang.
So,
how dare people say; apalah arti sebuah nama.
It's
absolutely everything!!!